Harinya tak
seperti hari-hari yang dulu
Sekarang ia
harus tidur di dalam tembok bertingkat
Bersama
keluarganya, ia harus bertahan
Tapi ia
tidak ingin terbiasa dengan keadaan
Karena kedaimaian
di kampung halaman masih ia rindukan
Jiwa yang dibuang
itu ingin kembali pulang
Pagi menjadi
siang, sore menjadi malam, tak pernah sebaliknya
Teman baru
datang, menemani tawa dan sedihnya
Ada yang
menemaninya sebentar, ada yang lama
Ia tak ingin
kehilangan teman baru,
Ia ingin
mempunyai teman yang banyak
Karena
negara telah membuatnya kesepian
Lalu ia
bercerita kepada teman baru tentang kisahnya
Dalam
ceritanya ia bertanya, mengapa orang-orang itu membencinya?
Mengapa
orang-orang itu membakar rumahnya?
Mengapa
negara tak melindunginya?
Mengapa
negara malah mengasingkannya?
Di mana sang
garuda ketika anaknya terluka? Matikah ia?
UKM, pukul 13.15 siang
Cerita dari Rusun Puspa Agro
*Pertama kali terbit di Majalah INOVASI edisi XXXIII tema Madura Tahun 2016
Komentar
Posting Komentar