Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2019

Tulisan Kematianku

Aku akan menulis tentang kematianku. Aku mati di depan kampusku, di pagi hari pukul tujuh lewat 40 detik, tanggal dua november 2019. Ketika menyeberang di jalan, aku ditabrak dan dilindas truk dua kali. Yang pertama ban depan, lalu disusul ban belakang. Sebagian isi perutku keluar. Tentu bersama darah yang tumpah jalan. Saking terkejutnya, bola mataku melotot seperti mau keluar. Yang kulihat waktu itu hanyalah truk yang terus semakin menjauh dariku. Lalu semua menjadi gelap.

Kronologis dan Pernyataan Sikap Komite Akar Rumput atas Pembubaran Aksi “Uang Kuliah Tinggi (UKT) Menindas Mahasiswa UIN Maliki Malang”

Pada hari kamis 14 Maret 2019, Tim Asesor Akreditasi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) datang ke UIN Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang untuk melakukan asesmen lapangan. Dalam kesempatan itu, Komite Akar Rumput ingin menyampaikan aspirasi terkait permasalahan-permasalahan yang ada di UIN Maliki Malang.

Mana yang menyedihkan?

Berita Pertama

UAPM Inovasi, jumat sore, oktober 2015 Ketika mencari tulisan-tulisan lama, saya menemukan tulisan pertama saya di UAPM Inovasi tahun 2015. Waktu itu saya masih magang dan belum merokok. Saya menulis berita tentang konsep Malang Night Market atau Pasar Malam Malang. Untuk memenuhi tugas diklat, isu ini saya pilih dengan asal-asalan, pokoknya ada isu.

UKT (Uang Kuliah Tinggi) Mmenindas Mahasiswa UIN MALIKI MALANG

Oleh: Komite AkarRumput Biaya UKT, Dulu dan Sekarang Awal penerapan kebijakan UKT tahun 2014. UKT paling tinggi Rp. 2.187.000 sampai Rp. 2.437.000. Sekarang Tahun 2018, UKT paling tinggi Rp. 4.511.000 sampai Rp. 5.775.000. Fakultas Kedokteran Rp. 24.863.000. UKT, menyesuaikan masyarakat atau menyesuaikan kebutuhan kampus? Dalam Keputusan Menteri Agama (KMA) Republik Indonesia tentang UKT di Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) no 211 2018 (bisa diunduh di internet) di diktum ke tiga tertulis, “UKT sebagaimana dimaksud dalam diktum kesatu terdiri dari beberapa kelompok yang ditentukan berdasarkan kemampuan ekonomi mahasiswa, orang tua mahasiswa, atau pihak lain yang membiayainya.” Tapi, ini tidak sesuai dengan realitanya. Yang ada, mahasiswalah yang menyesuaikan kebutuhan kampus. Kemampuan ekonomi mahasiswa hanya menjadi dasar untuk ditetapkan di kelompok UKT yang sudah dibuat pihak kampus. Uang Kuliah Tunggal menjangkau mahasiswa tidak mampu? Dalam dik

Kuburanku

Ulquiorra Keringatku tak keluar Inikah yang namanya capek dengan kemalasan Keteledoran-keteledoran Pengabaian-pengabaian Terhadap waktu dan sisa hidupku  

Catatan Diskusi

UAPM Inovasi, rabu sore, april 2016 Suatu hari saya menemukan (mencari-cari lebih tepatnya) tulisan lama yang pernah saya tulis selama di UAPM Inovasi . Lalu saya menemukan sebuah tulisan tentang catatan diskusi rutinan. Keterangan tanggal file tulisan itu adalah 21 April 2016. Kemudian, saya posting catatan itu di blog ini sebagai kenang-kenangan dan sebagai pemenuhan target satu tulisan satu bulan, hahaha…

Mau Ikut Kamisan Nggak? Kalau Nggak, Ya Gapapa

Kamis 7 Februari 2019 aku ngajak Riyan aksi kamisan di Malang. “Yan, ikut kamisan gak? Kalau enggak, ya gapapa,” ujarku ke Riyan. “Iya wes, ayo berangkat, berdua aja nih, ayoo. Kita tuntut hak-hak peserta kamisan yang gak kamisan,” Riyan begitu semangat.

Dia

Menulis di Selangkangan Senggang

Eddy Kim "The Manual" Sudah lama banget aku nggak nulis. Khususnya nulis di media online peliharaanku. Aku juga lama banget nggak mbaca. Terutama membaca buku cetak yang pinjam, dikasih temen, maupun buku curian. Iya, lama banget. Waktuku banyak yang aku gunakan untuk memenuhi kebutuhan primer sehari-hari, allias kerja.

Tentang Kampus Fulus Albab

Sumber: uapminovasi.com Penggunaan kata-kata “fulus albab” di dalam tulisan itu bukan suatu pencemaran Al-Qur’an. Pertama, karena di sana tidak ada rujukan kepada Al-Qur’an, atau pembahasan mengenai Al-Qur’an. Kedua, karena kutipan redaksinya merujuk pada pengertian “Ulul Albab” yang telah menjadi motto UIN Maulana Malik Ibrahim, tanpa ada sangkut-paut apapun dengan istilah “Ulul Albab” dalam Kitab Suci Al-Qur’an:  “ Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim juga tidak sesuai cita-citanya, mencetak generasi Ulul Albab yang artinya Manusia yang selalu berakal dan berfikir. Bagaimana bisa mencetak generasi Ulul Albab bila sistem yang ada di kampus masih Fulus Albab (Mementingkan Uang) ( sic !)” .

Kau Sudah Meracuniku

Membaca tulisanmu membuatku lebih mengenali diriku yang sendiri dan sepi. Aku merasa lebih mengenali diriku yang dingin serta diriku yang penuh nafsu. Kau membuatku meratapi sendiri dan sepiku. Kau juga membuatku menratapi kesedihanmu yang memahamiku.

Bertemu dengan Siti Rohmah Lagi #2

Sore hari di Rusun Puspa Agro, Jemundo, Sidoarjo (Lanjutan dari Bertemu dengan Siti Rohmah Lagi ) Ketika mendapatkan tempat bersembunyi yang aman, anak-anak itu bertanya kepada siti, “kenapa mereka mau membunuh kita kak?” Siti hanya bisa bilang kepada anak-anak supaya mereka tidak memikirkan hal itu dulu. Yang penting adalah menunggu waktu yang tepat sampai kerusuhan di kampung mereka selesai dan bagaimana mereka semua bisa selamat dan mencari bantuan.

Wawancara dengan Andreas Harsono

Sumber: http://www.andreasharsono.net/2019/03/sesudah-15-tahun-akhirnya-buku-terbit.html Ketika menggarap majalah UAPM Inovasi, saya meliput tentang Ahmadiyah. Saya mewawancarai Andreas Harsono, jurnalis dan peneliti Human Right Watch (HRW) yang aktif meneliti dan mengadvokasi kasus hak Asasi Manusia. Andreas Harsono bercerita tentang bagaimana advokasi yang dilakukan oleh HRW terkait kasus Ahmadiyah. Berikut hasil wawancaranya:

Pengedar Narkoba

Dalam sebuah mimpi buruk, aku mengantar seorang pengedar narkoba dengan motorku. Katanya dia ingin pergi dari naskah drama horor yang monoton. Tiap malam ia selalu dikejar-kejar hantu. dan malam ini aku mengantarnya pergi, entah ke mana, pokoknya bebas dari kejaran hantu itu. Setelah kami jauh dari hantu itu, pengedar narkoba itu memberiku surat. aku membacanya, dan itu adalah puisi.

Bertemu dengan Siti Rohmah Lagi

Wajahnya masih terlihat riang. Ia menyapaku dengan nada-nada teman yang sudah lama tidak bertemu. Aku bersama kelima temanku, sudah menunggunya dari tadi sambil duduk di atas karpet, di lantai lima, Rumah Susun Puspa Agro Jemundo.

Mengenal Jemaat Ahmadiyah di Manislor

Bermain bersama Jemaat Ahmadiyah Manislor, Kuningan, Jawabarat Jemaat Ahmadiyah Indonesia cabang Manislor, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat melaksanakan kegiatan Live In Manislor selama tiga hari di Masjid An-Nur, Manislor (12-14/10). Peserta Live In Manislor ini adalah anggota Gerakan Gusdurian Muda (Garuda) Malang dan Gusdurian Bekasi Raya. Aulia Fauziah, panitia Live In Manislor mengatakan, tujuan dari kegiatan ini supaya masyarakat mengetahui Ahmadiyah secara langsung. “Harapannya, orang-orang bisa klarifikasi terhadap hoaks (informasi palsu) yang tersebar tentang Ahmadiyah,” ujar Aulia.

Sajak-Sajak Minoritas

Di Masjid yang kau hancurkan Foto: Fatikh Sepotong inspirasi terlukis di dalam hati. Ia menuntun kami ke narasi lain jalan hidup ini. Membentuk cerita-cerita baru untuk kisah-kisah besar yang lama. Hanya narasi lain saja. Kami tetap berpegang teguh pada keyakinan yang Esa. Tetap menjalin harmoni tanpa kekerasan. Menolong sesama, dengan nurani sebagai obatnya. Narasi lain itu berasal dari ketekunan asketis menahan nafsu, membaca buku, dalam sunyi. Lalu kami meneguhkan hati untuk mencintai semuanya, dan tidak membenci siapapun. Love for all, hatred for none .

Apakah Negara Mengabaikan Mereka? #2

Belajar bersama anak-anak pengungsi pada tahun 2018 (Lanjutan dari Apakah Negara Mengabaikan Mereka? ) Permasalahan semakin luas ketika kelompok penentang itu membawa perkara ke jaringan ulama yang di Madura, yang mayoritas NU, termasuk Badan Silaturahmi Ulama Madura (Bassra). Pada 24 Februari 2006, Tajul diminta bertemu dengan kelompok NU untuk mengklarifikasi ajaran Syiah yang disebarkannya. Namun Tajul tidak hadir.

Pengabdian Masyarakat di Gane

sumber: goodnewsfromindonesia.id "Saloi, Ransel Unik Multifungsi dari Negeri Maluku Pengabdian Masyarakat adalah waktu di mana mahasiswa untuk keluar dari kotak-kotak kelas yang menjenuhkan. Biasanya mahasiswa mempraktekkan ke masyarakat dari apa yang ia pelajari di kelas. Namun yang terjadi dalam kenyataannya adalah mahasiswa yang terus belajar di masyarakat. Ini tak menunjukkan ketidakmampuan mahasiswa, namun ini berarti yang namanya sebuah proses pembelajaran memang tak bisa berhenti di kelas. Proses belajar adalah proses yang terus menurus.

Di Dalam Perigi Buta

Bunga Lonceng Biru Kutanyai kau lewat udara diam, yang Dirutuki gelisah pada telapak Tangannya yang kerap mengayun Ranting basah oleh Air langit yang sedang merindu aku.

Tentang Suku Osing

Desa Kemiren adalah Desa Wisata di Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Ada wisata kesenian, kuliner, festival, penginapan dan lain sebagainya. Konsep ekonomi yang dijalankan oleh masyarakat Desa Kemiren adalah partisipasi publik. Badan usaha sepenuhnya dikelola oleh masyarakat. Harapannya, hasil keuntungan dari usaha ini bisa meningkatkan pemerataan kesejahteraan masyarakat.

Apakah Negara Mengabaikan Mereka?

Belajar bersama anak-anak pengungsi pada tahun 2016 Pada Ramadan 2016, seorang teman meminta saya menemaninya meliput pengungsi Syiah Sampang di Sidoarjo. Teman saya adalah sekretaris majalah pers mahasiswa Inovasi, Asrur namanya. Sebelumnya ia juga pernah meliput pengungsi Syiah Sampang ketika pada tahun 2012. Waktu itu pengungsi Syiah Sampang masih mengungsi di GOR Sampang, setelah rumah mereka dibakar massa. Sepertinya Asrur tak ingin kepeduliannya habis setelah berita naik cetak. Dari ajakan Asrur inilah, saya tahu bahwa masyarakat yang bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika ini ternyata tak selalu menghargai perbedaan seperti yang biasa didengung-dengungkan.

Ia

Ali tidur di Perpustakaan Sama Rasa, Rusun Puspa Agro, Jemundo, Sidoarjo   Harinya tak seperti hari-hari yang dulu Sekarang ia harus tidur di dalam tembok bertingkat Bersama keluarganya, ia harus bertahan Tapi ia tidak ingin terbiasa dengan keadaan Karena kedaimaian di kampung halaman masih ia rindukan Jiwa yang dibuang itu ingin kembali pulang

Hantu di Masa Kecil

Apakah foto ini ada hubungannya dengan cerpen di bawah? Ini adalah cerita tentang masa kecilku, masa dimana aku tidak memikirkan tentang bagaimana seharusnya dunia ini, masa di mana aku menikmati hari-hari dengan bermain bersama teman-temanku, masa yang sangat menyenangkan yang dulu ingin aku pertahankan sampai sekarang. Namun di masa itu mulai berubah ketika aku mengalami hal yang aneh, yang membuat aku terbayang-bayang akan hal itu sampai sekarang. Aku bertemu dengan hantu. Hantu itu bercerita kepadaku tentang masa lalu yang kejam. Tentang bagaimana bumi manusia ini menjadi panggung perjuangan dan kesedihan yang dilahirkannya. Cerita itu membuatku kagum, terkejut, bingung, dan sedih. Inilah critanya.

Tanah yang Harus Dituntut

MayDay Malang 2019 “Ambil. Ambil. Jangan sampai kita mengatakan, wah kamu sepakat dengan konsep tora ya? Endak, bukan kapasitas kita untuk sepakat atau tidak, tapi bahwa itu hak kita, hak rakyat, bukan karena kita sepakat kita mengambil TORA itu, tapi karena itu adalah hak rakyat. Ndak usah ditahan tahan, kan gitu…Ada atau tidaknya TORA, kita tetep ambil itu, sebagai hak rakyat, kita harus ambil, tapi kita tuntut persyaratannya agar berpihak kepada rakyat.” -Putut Prabowo, koordinator Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA) Jawa Timur.

Daun Jatuh

Lukisan Karya Monet Mengapa ada daun yang jatuh di pagi hari? Apa karena siraman airnya yang deras Apa karena sudah waktunya ia jatuh

Seseorang yang Cerewet

Awalnya, aku mengenal dia sebagai anak kecil yang dihantui oleh semangat untuk belajar. Aktif, rajin, disiplin, berani bertanya dan ceria (agak cerewet juga). Kemudian setelah berkenalan dan berbagi cerita, aku tahu sedikit alasan belajarnya, kampusng halamannya, dan minatnya.

Masalah Agraria adalah Masalah Kuliah Kita

Yayasan Pendidikan Darul Hidayah, Tirtoyudo, malang Selatan Masalah sosial, ekonomi, politik, dan hukum yang tidak dibahas di bangku kuliah selalu membuat saya gelisah. Misal, di fakultas ekonomi, pembahasan akan lebih condong ke konsep pembangunan, strategi investasi, maupun pengembangan kewirausahaan. Namun –kebanyakan dari– kita tidak tahu bahwa selama 19 tahun (mungkin lebih), ada masyarakat yang memperjuangkan kesejahteraan hidupnya. Bahwa mereka terus berjuang untuk mendapatkan hak atas tanahnya, sampai sekarang.

Tukang Pukul

sumber: suakaonline.com "Geramnya-Melihat Polisi yang Suka Main Pukul" Di jaman ini, penjaga keamanan jadi tukang pukul Polisi jadi tukang pukul Negara memelihara tukang pukul Negara melindungi tukang pukul Masyarakat membayar tukang pukul Masyarakat kena pukul