Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

Menjaga*

Ketika alam sudah rusak, yang biasanya kita lakukan adalah merawat, melestarikan, dan menjaganya agar kembali pulih. Kita menjaga alam karena kita membutuhkannya agar bisa tetap hidup. Tanaman, air, tanah dan semua elemen yang berasal dari alam bisa kita gunakan untuk kelangsungan hidup kita. Manusia.

Indonesia Malas Membaca*

Jika anda memasukkan kata kunci ‘minat baca Indonesia’ di kolom mesin pencari Google, maka yang muncu di daftar pencarian teratas adalah ‘rendahnya minat baca di Indonesia’ dan ‘beberapa upaya untuk meningkatkan minat baca di indonesia’.

Si Perak, yang di Tertawakan*

Teriakan gembira menambah kebisingan di sekitar taman tugu pahlawan, semarang. Suara itu berasal dari gerombolan anak muda yang baru saja pulang dari lomba paduan suara mahasiswa di Universitas negeri Semarang. Tidaka ada yang menyangka kalau mereka akan mendapatkan medali perak. Ketua umum, pelatih, anggota baru, pengurus, tidak ada yang menyangkanya.

Jurnalisme Kritis dan Outline?*

Sebuah pengantar   Perlu diketahui kalau jurnalisme kritis itu bukanlah sebuah genre jurnalisme. Ia hanyalah perpaduan antara jurnalisme dengan teori kritis dari aliran filsafat mazhab kritis (Adorno, Horkheimer, Marcuse, Habermas). Mahzab ini sering dibandingkan atau dilawankan dengan yang namanya aliran positivis (Emile Durkheim, Max Weber, Auguste Comte). Kalau kita belajar filsafat mazhab kritis, kita akan tahu bahwa perbandingan antara positivis dan kritis ini mengacu pada penolakan para pemikir di mazhab kritis terhadap filsafat/ilmu positivis. Kenapa ditolak? Bagi pemikir mazhab kritis, ilmu positivis telah gagal membawa kesejahteraan kepada manusia.

Ternyata

yang indah ternyata bisa musnah yang dipercaya ternyata bisa dusta yang disuka ternyata bisa membuat luka yang disayang ternyata bisa hilang yang dicinta ternyata bisa menyiksa yang cerdas ternyata bisa menindas yang baik ternyata bisa menjadi jahat yang bebas ternyata bisa mengekang yang hidup ternyata bisa mematikan hidup yang manusia ternyata bisa tidak manusiawi

Dari Menunda ke Menunda

Semester kemarin sudah berlalu. Harapan untuk terus menulis menjadi harapan dan menguap saja. Kesibukan bisa menjadi alasan, tapi tak konsisten tetaplah tak konsisten. Hal yang paling pantas dilakukan sepertinya hanya meresapi kekecewaan dalam diam. Terus menerus. Memang, masalahnya bukanlah ketidakmauan untuk memanfaatkan waktu, melainkan sudah sadar tak memanfaatkan waktu tapi tak segera beranjak menulis.

Pencarian Makna Hidup

Lyev Nikolavevich Tolstoy atau dikenal dengan Leo Tolstoy (1828-1910) adalah seorang penulis terkenal berasal dari Rusia abad 19. Karyanya yang terkenal adalah Anna Kerenina dan War and Peace. Sebagai penulis yang terkenal, Leo Tolstoy mengalami krisis usia yang menekannya hingga membuatnya hampir bunuh diri. Suatu alasan yang membuatnya ingin bunuh diri adalah dua pertanyaan. Pertanyaan itu adalah Apa yang akan terjadi dari apa yang kulakukan hari ini atau yang akan kulakukan besok? Dan Apa yang akan terjadi dengan seluruh hidupku? Dia merasa putus asa terhadap ajaran agama Kristen Ortodok. Karena menurutnya hidup adalah suatu keputusasaan, dengan keinginan kuat   Leo Tolstoy terus mencari apa yang dinamakan makna hidup.   Melalui A Confession Loe Tolstoy menceritakan kisah hidupnya dalam pencarian makna hidup.

Diam dan Bicara

Orang bilang, diam adalah emas dan bicara adalah perak Orang lain bilang, diam itu pasif dan bicara itu aktif Tapi aku bilang, diam itu bicara pada diri sendiri yang dipatik nurani Dan bicara itu suara nurani yang dibatasi toleransi

Cerita dengan Dia*

Terjebak dalam pikiran sendiri. Sebuah anggapan bahwa diri sudah bisa berubah dari hal yang kaku ke hal yang lunak. Awalnya berpikir bahwa kaku itu, egois itu yang benar, tapi setelah bersama mereka, aku sadar kalau egois itu tak selalu benar, dan lunak tak ada salahnya. Ketika mereka tertawa dan membuatku tertawa, aku berpikir dan merasa bahwa aku sedikit berubah. Ya aku memang berubah, tapi mereka tak begitu menginginkan aku yang lunak. Mereka menekanku dengan perasaan mereka, dan pikiranku terbolak-balik. Lunak pun tak selamanya baik, aku tahu itu, tapi mereka menyimpan ketakinginannya sampai akhir tiba. Mereka diam dalam tawa mereka. Aku tak tahu, hal-hal ini diluar batas pemikiranku. Ah, aku kalah.

Kebenaran

Jika kita membutuhkan informasi, kita akan membutuhkan infornasi yang benar. Bagaimana cara untuk mengetahui kebenaran? Tentu dengan membaca, melihat dan mendengar kebenaran itu. Kita bisa melakukan kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, menyimpan dan menyampaikan kebenaran dengan jurnalisme.

Aku dan Mereka

Orang-orang mengasingkanku, perlahan Ada yang mencoba mengakrabiku Walaupun sebenarnya ia tak benar-benar ingin memahamiku Ada yang takut kehilangan aku Walaupun tak menginginkan aku melakukan apa yang aku inginkan Ada yang benar-benar meninggalkanku Walaupun ia tak bisa melepas ketergantungannya padaku