Langsung ke konten utama

Aliansi Rakyat Malang Melawan Kebijakan & Tindasan Fasis Rezim Jokowi-JK*

Salam Perjuangan untuk Rakyat Seluruh Bumi Manusia…!

Kita tahu bahwa tanggal 1 mei adalah tanggal merah, artinya itu adalah hari libur. Tapi perlu diketahui kalau tanggal 1 mei bukanlah hari libur untuk bersenang-senang, bukan hari libur untuk menghabiskan waktu untuk beristirahat dari kesibukan kita sehari-hari. Tanggal 01 mei adalah Hari Buruh se-Dunia, hari untuk “menunjukan perlawanan atas penindasan terhadap kaum buruh”. Perlawanan dengan aksi solidaritas turun ke jalan, saling menjaga, saling menguatkan. Melantangkan suara-suara perlawanan untuk memperjuangkan keadilan bagi kaum buruh.
Telah tercatat dalam sejarah umat manusia bahwa Hari Buruh se-Dunia merupakan peristiwa dalam tradisi perjuangan sengit terhadap kaum penghisap dan penindas. Tanpa kenal menyerah, 200.000 kaum buruh di Amerika pada 1886 telah memberikan inspirasi yang tiada terkira. Dengan keteguhan sikap, pengorbanan yang tulus, serta disiplin membaja dalam perjuangan yang bergelora, kaum buruh telah membuahkan hasil yang hingga saat ini dapat dinikmati oleh seluruh rakyat di Bumi Manusia.


Salah satu kemenangan besar yang diraih adalah penetapan jam kerja bagi buruh. Delapan jam sehari dan 40 jam seminggu (lima hari kerja). Mengakhiri segala bentuk kerja paksa dan perbudakan yang terselebung dalam tirai hubungan industri. Sehingga buruh tidak lagi harus bekerja dengan jam kerja yang panjang 12-16 jam bahkan bisa mencapai 18 jam sehari, namun cukup bekerja 8 jam sehari. Tentu, kemenangan atas jam kerja ini membuat kaum buruh bisa mempunyai waktu lebih untuk berkumpul bersama keluarga tercinta.

Tapi dalam kondisi hari ini, Hari Buruh se-Dunia tidak hanya mencerminkan perjuangan dari kaum buruh saja. Lebih dari itu, Hari Buruh se-Dunia adalah perjuangan milik seluruh rakyat tertindas di Bumi Manusia.

Di Bumi Manusia kita, Indonesia, penindasan yang begitu hebat sedang dialami oleh rakyat. Saat ini. Rakyat Indonesia telah dicengkram begitu kuat oleh imperialis Amerika Serikat. Tindakan jahat Rezim Jokowi-JK tak henti-hentinya mengistiqomahkan perampasan tanah secara lebih sistematis melalui program “Reforma Agraria (Palsu) nya”.

Ada Paket Kebijakan Ekonomi jilid 4 yang menerbitkan PP No. 78/2015 tentang Pengupahan. Begitu jelas, sejak diterapkan hingga saat ini, upah buruh pada setiap tahunnya hanya naik rata-rata 8%, berbanding terbalik dengan terus meningkatnya harga kebutuhan pokok rakyat. Ada juga program bagi-bagi sertifikat dan perhutanan sosial. Dan lagi-lagi sangat jelas, program tersebut membuat semakin banyak kaum tani yang terampas tanahnya sehingga mereka menjadi buruh tani dan pengangguran di perdesaan.

Atas penindasan yang nyata ini, kami Front Perjuangan Rakyat (AGRA, FMN, GSMI, SERUNI, KABAR BUMI, PEMBARU, LMND Pusat), SPBI Malang, LMND Malang, AMP Malang, Resister Indonesia, Women March, UAPM INOVASI, LPM Siar, KAMMI UIN, HMI Psikologi UMM, MCW, Intrans Institute, HMI Tarbiyah UIN, FNKSDA Malang, Kristen Hijau, AJI Malang, GMKI, HMI Unisma, LBH Malang, GMNI UM, HMI Bahasa UIN, HMI UM, HMI Medis UMM, bersatu dalam Aliansi Rakyat Malang menggalang seluruh rakyat untuk bersatu, bersama-sama turun ke jalan, saling menjaga dan saling menguatkan. Mengepalkan tangan dan melantangkan suara untuk melawan kebijakan fasis Rezim Jokowi-JK yang merupakan boneka imperialis Amerika Serikat.

Kami menuntut kepada Rezim Jokowi-JK untuk:
Wujudkan demokratisasi, kebebasan berserikat, berekspresi dan berpendapat serta menghapus UU yang tidak berpihak kepada rakyat.
Wujudkan kesejahteraan buruh, tolak upah murah, hapus sistem kontrak, outsourcing, dan PHK sepihak, ciptakan regulasi yang melindungi buruh sektor non formal.
Wujudkan Reforma Agraria Sejati. Wujudkan situasi lingkungan kerja ramah Perempuan, wujudkan situasi kerja ramah disabilitas, dan ciptakan regulasi yang memastikan tempat kerja aman dari potensi kekerasan.
Wujudkan keadilan dengan menghapus kriminalisasi, penangkapan, intimidasi, teror dan penghilangan paksa rakyat. Wujudkan pendidikan murah bagi seluruh anak generasi penerus bangsa Indonesia. Wujudkan Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Tolak agresi militer dalam rana sipil, intervensi imperialis Amerika Serikat dan sekutuhnya.





* Tulisan ini adalah Press Release dalam Aksi Hari Buruh Internasional oleh Aliansi Rakyat Malang 01 Mei 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Lain Ibu Pedagang

Malam itu malam yang sebenarnya tak ingin kulalui dengan hal yang merepotkan. Maksudku, jalan-jalan malam, dan ngopi, di sekitar Yogyakarta. Selepas acara, mereka mengajakku, awalnya aku tidak ingin ikut, malas tentunya, tapi aku lupa kenapa tiba-tiba aku ikut. Tempatnya tak jauh, tinggal jalan lurus kea rah timur, lalu sampai, di alun-alun.

Memungkinkan Gerakan Bersama Melawan Pembungkaman Kebebasan Pers

World Pers Freedom Day, Malang 3 Mei 2019 Melihat kekerasan terhadap wartawan dari tahun ke tahun begitu mencemaskan. Aliansi JurnalisIndependen (AJI) mencatat ada 81 kasus di tahun 2016, 66 kasus di tahun 2017, 64 kasus di tahun 2018. Entah berapa nanti jumlah kasus di tahun 2019, yang pasti selama januari sampai juni 2019, AJI mencatat ada 10 kasus kekerasan terhadap wartawan. Tentu kecemasan ini tidak dilihat dari jumlah kasusnya yang menurun, tapi dari tiadanya upaya yang konkrit dari pemerintah untuk mencegah dan menyelesaikan kasus kekerasan terhadap wartawan.

Tulisan Kematianku

Aku akan menulis tentang kematianku. Aku mati di depan kampusku, di pagi hari pukul tujuh lewat 40 detik, tanggal dua november 2019. Ketika menyeberang di jalan, aku ditabrak dan dilindas truk dua kali. Yang pertama ban depan, lalu disusul ban belakang. Sebagian isi perutku keluar. Tentu bersama darah yang tumpah jalan. Saking terkejutnya, bola mataku melotot seperti mau keluar. Yang kulihat waktu itu hanyalah truk yang terus semakin menjauh dariku. Lalu semua menjadi gelap.