Langsung ke konten utama

Aku dan Mereka


Orang-orang mengasingkanku, perlahan
Ada yang mencoba mengakrabiku
Walaupun sebenarnya ia tak benar-benar ingin memahamiku
Ada yang takut kehilangan aku
Walaupun tak menginginkan aku melakukan apa yang aku inginkan
Ada yang benar-benar meninggalkanku
Walaupun ia tak bisa melepas ketergantungannya padaku

Aku pun pergi, perlahan
Sambil berpura-pura mendekati mereka
Ada yang aku butuhkan dari mereka
Kadang cuma berharap, yang tak kubutuhkan itu tak ada
Di satu sisi aku mengagumi mereka
Dan disisi lain, aku membenci mereka

Aku menginginkan sesuatu
Ada sesuatu yang harus diselesaikan
Hanya dengan mendekati mereka
Aku bisa mewujudkan keinginanku
Mereka mampu menyadarkanku akan satu hal
Tapi mereka juga hampir tak bisa disadarkan, sama sekali
Mereka membawa harapan dan kekecewaan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Lain Ibu Pedagang

Malam itu malam yang sebenarnya tak ingin kulalui dengan hal yang merepotkan. Maksudku, jalan-jalan malam, dan ngopi, di sekitar Yogyakarta. Selepas acara, mereka mengajakku, awalnya aku tidak ingin ikut, malas tentunya, tapi aku lupa kenapa tiba-tiba aku ikut. Tempatnya tak jauh, tinggal jalan lurus kea rah timur, lalu sampai, di alun-alun.

Pertanyaan tentang Tulisan

Apakah tulisan yang bagus itu adalah cerita yang ditulis dengan serius? Seperti apa kriteria tulisan yang bagus itu? Bagaimana jika ada sebuah tulisan yang ditulis dengan tanpa serius sama sekali, tapi itu bagus ketika dibaca? Ya, pada akhirnya tergantung apa yang ia tulis, kan? Bagus atau tidaknya itu tergantung memakai pandangan siapa.

Sajak-Sajak Minoritas

Di Masjid yang kau hancurkan Foto: Fatikh Sepotong inspirasi terlukis di dalam hati. Ia menuntun kami ke narasi lain jalan hidup ini. Membentuk cerita-cerita baru untuk kisah-kisah besar yang lama. Hanya narasi lain saja. Kami tetap berpegang teguh pada keyakinan yang Esa. Tetap menjalin harmoni tanpa kekerasan. Menolong sesama, dengan nurani sebagai obatnya. Narasi lain itu berasal dari ketekunan asketis menahan nafsu, membaca buku, dalam sunyi. Lalu kami meneguhkan hati untuk mencintai semuanya, dan tidak membenci siapapun. Love for all, hatred for none .