Langsung ke konten utama

Jatuh



Digiring ke jurang teori, dibekali mimpi-mimpi
Sang anak terdiam memandang gelapnya jurang
Kemejanya dirapikan
Sepatunya diusap
Bukunya ditenteng
Ia melangkah, menjatuhkan diri ke lubang
Tapi kakinya tersandung batu
Ia jatuh, jatuh, dan jatuh

Sambil jatuh, ia membiasakan diri
Dilihatnya baik-baik kegelapan itu
Terus dilihat, sampai ke ngarainya
Ia lirik juga tempat ia terjatuh
Cahayanya semakin kecil dan kecil

Ia segera membuka bukunya
Tapi bukunya tidak ada
Ia raba-raba kemejanya
Tapi kemejanya juga tidak ada
Ia remas kepalanya
Tapi kepalanya tidak ada

Ia tidak merasa jatuh lagi
Hanya ada gelap

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Lain Ibu Pedagang

Malam itu malam yang sebenarnya tak ingin kulalui dengan hal yang merepotkan. Maksudku, jalan-jalan malam, dan ngopi, di sekitar Yogyakarta. Selepas acara, mereka mengajakku, awalnya aku tidak ingin ikut, malas tentunya, tapi aku lupa kenapa tiba-tiba aku ikut. Tempatnya tak jauh, tinggal jalan lurus kea rah timur, lalu sampai, di alun-alun.

Memungkinkan Gerakan Bersama Melawan Pembungkaman Kebebasan Pers

World Pers Freedom Day, Malang 3 Mei 2019 Melihat kekerasan terhadap wartawan dari tahun ke tahun begitu mencemaskan. Aliansi JurnalisIndependen (AJI) mencatat ada 81 kasus di tahun 2016, 66 kasus di tahun 2017, 64 kasus di tahun 2018. Entah berapa nanti jumlah kasus di tahun 2019, yang pasti selama januari sampai juni 2019, AJI mencatat ada 10 kasus kekerasan terhadap wartawan. Tentu kecemasan ini tidak dilihat dari jumlah kasusnya yang menurun, tapi dari tiadanya upaya yang konkrit dari pemerintah untuk mencegah dan menyelesaikan kasus kekerasan terhadap wartawan.

Tulisan Kematianku

Aku akan menulis tentang kematianku. Aku mati di depan kampusku, di pagi hari pukul tujuh lewat 40 detik, tanggal dua november 2019. Ketika menyeberang di jalan, aku ditabrak dan dilindas truk dua kali. Yang pertama ban depan, lalu disusul ban belakang. Sebagian isi perutku keluar. Tentu bersama darah yang tumpah jalan. Saking terkejutnya, bola mataku melotot seperti mau keluar. Yang kulihat waktu itu hanyalah truk yang terus semakin menjauh dariku. Lalu semua menjadi gelap.