Langsung ke konten utama

Ibu Pedagang



Aku hinggap di tempat yang pengap
Di mana malam begitu indah dengan lampu lampu
Dan ramai orang-orang berfoto, bersenang-senang
Tapi para pedagang jajanan ketakutan
Matanya tajam memperhatikan semua orang yang lewat
Pembeli kah? Teman kah? Pamong praja kah?

Aku bernafas bersama rokok kretek
Di mana malam hampir sampai ke pagi
Pedagang itu berjalan sambil menenteng dagangannya
Pulang ke rumah, untuk istirahat
Ketakutan, kecapekan, senyuman, dan setiap hari

Aku ingat sedikit pembicaraanku dengan ibu pedagang
Katanya, ia sering dikejar pamong praja, karena jualan
Katanya, ia di datangi mahasiswa untuk bantu mengerjakan ujian, lalu pergi
Katanya, ia disalahkan karena berdagang di tempat terlarang itu, oleh mahasiswa juga
Katanya, ia sedang menyembunyikan kanker rahim stadium empatnya, dengan senyuman

Aku masih ingat
Ibu itu punya tiga anak, bekerja mereka semua
Ibu itu masih saja bekerja, tak mau hanya menyusahkan anak-anaknya
Ibu itu wini namanya, berdagang di bawah tiang, di seberang jalan, di alun-alun yogyakarta

Aku sudah berkata padanya
Pemerintah tak mengayomi rakyatnya dengan baik, dan sepertinya ia lebih tahu
Mahasiswa tak berada di pihaknya, dan sepertinya ia juga lebih tahu
Ketimpangan terjadi di mana-mana, dan ia tahu
Tapi aku tak benar-benar mengenalnya, dan sepertinya ia juga tak begitu mengenalku
Malam yang pengap memang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Lain Ibu Pedagang

Malam itu malam yang sebenarnya tak ingin kulalui dengan hal yang merepotkan. Maksudku, jalan-jalan malam, dan ngopi, di sekitar Yogyakarta. Selepas acara, mereka mengajakku, awalnya aku tidak ingin ikut, malas tentunya, tapi aku lupa kenapa tiba-tiba aku ikut. Tempatnya tak jauh, tinggal jalan lurus kea rah timur, lalu sampai, di alun-alun.

Memungkinkan Gerakan Bersama Melawan Pembungkaman Kebebasan Pers

World Pers Freedom Day, Malang 3 Mei 2019 Melihat kekerasan terhadap wartawan dari tahun ke tahun begitu mencemaskan. Aliansi JurnalisIndependen (AJI) mencatat ada 81 kasus di tahun 2016, 66 kasus di tahun 2017, 64 kasus di tahun 2018. Entah berapa nanti jumlah kasus di tahun 2019, yang pasti selama januari sampai juni 2019, AJI mencatat ada 10 kasus kekerasan terhadap wartawan. Tentu kecemasan ini tidak dilihat dari jumlah kasusnya yang menurun, tapi dari tiadanya upaya yang konkrit dari pemerintah untuk mencegah dan menyelesaikan kasus kekerasan terhadap wartawan.

Tulisan Kematianku

Aku akan menulis tentang kematianku. Aku mati di depan kampusku, di pagi hari pukul tujuh lewat 40 detik, tanggal dua november 2019. Ketika menyeberang di jalan, aku ditabrak dan dilindas truk dua kali. Yang pertama ban depan, lalu disusul ban belakang. Sebagian isi perutku keluar. Tentu bersama darah yang tumpah jalan. Saking terkejutnya, bola mataku melotot seperti mau keluar. Yang kulihat waktu itu hanyalah truk yang terus semakin menjauh dariku. Lalu semua menjadi gelap.