Langsung ke konten utama

Dalam Kehidupan

Hidup memanglah bukan pilihan
Pilihan ada karena yang hidup tak ingin mati
Yang hidup tak tahu mengapa madu itu manis
Yang hidup tiba-tiba menginginkan yang manis
Hidup bagi yang bersuara atau  bagi yang diam


Jika hidup adalah pilihan
Mungkinkah kau akan memilih menjadi bunga?
Yang pasti akan hidup, yang pasti akan berbunga
Kau hanya perlu minum air, lalu berdiri di bawah matahari
Untuk menjadi indah
Kau hanya perlu diam dan menunggu waktu
Untuk  dicintai
Tapi tak punya daya untuk menahan injakan
Tak punya kuasa untuk membalas injakan
Tak punya mulut untuk menyuarakan tangisan
Hidup dan mati dalam kebisuan

Jalan menuju kematian
Maukah kau membayangkannya
Akankah kau takut? Akankah kau  biasa? Akankah kau senang?
Jika kau hidup tanpa mengetahui bagaimana rasanya mati,
Akankah kau mencoba bunuh diri?
Jika kau hidup
Akankah kau tanya mengapa?
Jika kau tidak merasakan apa-apa
Mengapa kau tanya mengapa?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Lain Ibu Pedagang

Malam itu malam yang sebenarnya tak ingin kulalui dengan hal yang merepotkan. Maksudku, jalan-jalan malam, dan ngopi, di sekitar Yogyakarta. Selepas acara, mereka mengajakku, awalnya aku tidak ingin ikut, malas tentunya, tapi aku lupa kenapa tiba-tiba aku ikut. Tempatnya tak jauh, tinggal jalan lurus kea rah timur, lalu sampai, di alun-alun.

Pertanyaan tentang Tulisan

Apakah tulisan yang bagus itu adalah cerita yang ditulis dengan serius? Seperti apa kriteria tulisan yang bagus itu? Bagaimana jika ada sebuah tulisan yang ditulis dengan tanpa serius sama sekali, tapi itu bagus ketika dibaca? Ya, pada akhirnya tergantung apa yang ia tulis, kan? Bagus atau tidaknya itu tergantung memakai pandangan siapa.

Sajak-Sajak Minoritas

Di Masjid yang kau hancurkan Foto: Fatikh Sepotong inspirasi terlukis di dalam hati. Ia menuntun kami ke narasi lain jalan hidup ini. Membentuk cerita-cerita baru untuk kisah-kisah besar yang lama. Hanya narasi lain saja. Kami tetap berpegang teguh pada keyakinan yang Esa. Tetap menjalin harmoni tanpa kekerasan. Menolong sesama, dengan nurani sebagai obatnya. Narasi lain itu berasal dari ketekunan asketis menahan nafsu, membaca buku, dalam sunyi. Lalu kami meneguhkan hati untuk mencintai semuanya, dan tidak membenci siapapun. Love for all, hatred for none .